Santia dengan yakin berjalan menuju ke "math area". Tetapi kemudian dia berhenti sejenak, seperti teringat sesuatu. Dia memutar badannya dan berjalan dengan cepat kearah tempat penyimpanan beberapa "floor mat", yaitu semacam karpet yang berukuran kira-kira 50 x 90 cm yang digulung dan ditaruh dalam sebuah wadah rotan berbentuk silinder.
Dengan kedua tangannya dia membawa sebuah "floor mat" dan menaruhnya di lantai, kemudian membuka gulungannya.
Anak-anak sudah memahami bahwa jika mereka ingin bekerja di lantai, maka mereka diharuskan menggunakan "floor mat" itu sebagai alas kerja mereka.
Ketika pertama kali melihat murid-murid Montessori bekerja di lantai beralaskan sepotong kain semacam karpet tersebut, aku merasa bahwa hal itu tidaklah terlalu penting untuk dilakukan, bahkan aku berpikir itu sedikit merepotkan buat anak-anak.
Tetapi Montessori menemukan bahwa "floor mat" tersebut memberikan kesadaran kepada anak-anak akan area kerja mereka. Sehingga hal tersebut secara tidak langsung membuat mereka memahami tanggung jawab mereka atas peralatan yang sedang mereka gunakan.
Dengan demikian pula maka menjadi lebih mudah bagi kita orang dewasa, mengajarkan mereka untuk menghargai area kerja teman-temannya.
Aku melihat Santia berdiri dan kembali menuju ke area matematika, dia mendekati salah satu rak peralatan dimana tempat materi "bank game" disimpan.
Disitu ada sebuah wadah, yang di dalamnya terdapat 9 buah kubus ribuan, yang masing-masing kubus terbuat dari seribu biji manik-manik yang dirangkai menjadi satu sehingga membentuk sebuah kubus. Lalu ada 45 buah bujur sangkar ratusan, yang masing-masing bujur sangkarnya terbuat dari rangkaian seratus biji manik-manik. Dan di dalam wadah itu pula ada 45 buah batang puluhan, yang setiap batangnya terbuat dari sepuluh biji manik-manik. Dan juga ada sebuah kotak kecil yang di dalamnya terdapat 45 buah satuan manik-manik.
Semua manik-manik itu berwarna keemasan. Di kelas Montessori kami biasa menyebutnya "golden beads".
Dia meminta ku untuk membantunya membawa peralatan tersebut ke atas "floor mat" miliknya.
Sejak ku perkenalkan dia dengan "Bank Game" dua minggu yang lalu, hampir setiap hari Santia bekerja dengan alat ini beserta 2 orang teman lainnya.
Hari ini dia sendiri , beberapa teman yang biasa bekerja dengannya aku lihat masih asyik menggambar dan menempel di "art area".
Santia meminta ku membuat soal penjumlahan ribuan untuk dikerjakannya dengan menggunakan "bank game" tersebut.
Alat ini memang diciptakan oleh Montessori sebagai alat bantu bagi anak-anak untuk memahami secara konkrit konsep satuan, puluhan, ratusan dan ribuan.
Dan kemudian dengan alat ini juga mereka bisa dengan mudah memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian dan juga pembagian untuk angka ribuan.
Santia melihat angka yang yang kutulis, 3.452 + 2.321 . Dia mulai bekerja untuk mengambil manik-manik sejumlah 3.452.
Di raihnya sebuah baki yang ada disitu , kemudian dia bergerak mengambil kubus ribuan sebanyak 3 buah , bujur sangkar ratusan sebanyak 4 buah, batang puluhan sebanyak 5 buah dan 2 buah satuan biji manik-manik.
Di tunjukkan nya padaku semua manik-manik yang dia ambil tadi. Aku menghitungnya, dan membalas senyumnya, semuanya benar.
Santia memindahkan manik-manik tadi ke sebuah kain dengan kolom-kolom ribuan, ratusan, puluhan dan satuan. Ditaruhnya manik-manik tadi sesuai dengan kelompoknya .
Kemudian Santia melanjutkan mengambil manik-manik sejumlah 2.321, hal sama yang dia lakukan. Dan memberikannya padaku untuk ku pastikan bahwa dia sudah mengambil semua manik-manik tersebut dengan benar.
Aku meneliti satu persatu dan menghitungnya, Santia memperhatikan dengan seksama. Dan kemudian tersenyum lega ketika melihatku mengangguk padanya.
kemudian dia mulai menjumlahkannya kedua angka tadi. Dimulai dari kolom satuan, semua manik-manik dalam kolom satuan tersebut digabung. Santia menghitung berapa jumlah semua biji manik-manik dalam kolom satuan tersebut. Kemudian menuliskan angkanya
Demikian pula dia menjumlahkan manik-manik dalam kolom puluhan, ratusan dan kemudian ribuan. Dituliskan semua hasil penjumlahannya.
Dengan gembira dia melihat kearahku, lalu dengan yakin dia menyebut angka hasil penjumlahan tersebut.. Dia tertawa riang ketika aku mengatakan bahwa jawabannya tepat.
Begitu beberapa kali dia lakukan.. Sudah lebih 30 menit Santia bekerja dengan senang. Sekali-kali dia tertawa dan melompat. Tubuh kecilnya sama sekali tak menghalangi dia untuk bergerak dengan cekatan, mengambil manik-manik, mengaturnya dan mengembalikan kedalam wadah..
Tidak pernah kubayangkan sebelumnya anak berusia 5 tahun ini begitu gembira belajar berhitung. Dan aku tidak perlu memaksanya atau memarahinya..
Aku ikut tertawa...dan menikmati keriangan yang terlihat jelas diwajahnya..
“The environment must be rich in motives which lend interest to activity and invite the child to conduct his own experiences.” -Maria Montessori